6/20/13

Kasus Kehamilan Pertama


Pada kisah kali ini saya akan menceritakan kasus kehamilan yang pertama kali saya tangani. Saya sangat berterimakasih karena telah mendapatkan pengalaman yang luarbiasa, Sekaligus marah karena diri saya tertipu tampilan luar saja sehingga indra keenam saya kurang peka (diriku memang goblok...he...he...he...).
Inilah kasus kehamilan pertama yang saya tangani:
Sebut saja namanya Adenium (bukan nama sebenarnya).
Siswi tersebut dari golongan keluarga tidak mampu. Dia mempunyai sifat cenderung pendiam dalam segala kegiatan, perawakan agak gemuk serta mempunyai sedikit teman dalam bersosialisasi di lingkungan sekolah.
Menurut beberapa guru ia tergolong pintar, serta penurut. Dalam catatan saya ia termasuk nihil point dan tidak pernah terlambat masuk sekolah.
Hingga pada suatu saat kegiatan Prakrin di laksanakan sebagai syarat naik ke kelas XII. Adenium masuk dalam kategori di tempatkan di perusahaan yang lumayan terkenal di kota kami. Dalam rentang 2 bulan si adenium ini dalam catatan absensi hampir sempurna, hanya beberapa kali sakit dan selalu ada surat izinnya.
Namun istilah peribahasa benar adanya "serapat engkau menyimpan bangkai akan tercium juga " selang 6 bulan setelah prakrin Tuhan YME membuka kebenaran yang tersembunyi.
Suatu hari Adenium terlambat sekolah dengan alasan jalan desa rusak parah dan makin parah karena habis hujan, karena di catatan point saya ia tergolong nihil point maka sanksi yang diberikan agak ringan, yaitu menyapu ruang kantor. Ia berjalan seperti biasa, tetapi ia selalu menarik kain rok sebelah depan ke atas saat berjalan (pakaian kami untuk siswi memakai rok panjang). waktu itu sempat saya tegur bahwa perbuatan itu tidak etis bagi perempuan karena auratnya tampak, lalu ia menurunkan kembali.
Ia masuk ruang kantor dan mulailah menyapu. setelah beberapa menit berlalu ada staff kantor TU menemui saya lalu berkata
" Pak,,ada yang aneh pada Adenium"
" Apanya yang aneh?"
" Tadi dilihatin sama guru-guru di kantor, kelihatannya dia hamil" katanya pelan sambil mengawasi sekitar.
" Ah...ada-ada saja, memang dia sekarang agak gemuk kok"
" Nggak percaya yaa..wis" katanya sambil geloyor pergi, agak marah mungkin...
Waktu berlalu, sanksi menyapu sudah di lakukan adenium lalu ia meminta surat ijin masuk kelas pada saya, dan saya memberikan surat ijin padanya. Saat menulis surat tersebut sesekali saya mencuri pandang ke badannya (terutama perut) meneliti kebenaran informasi dari teman saya itu. Biasa saja tidak ada yang aneh menurut saya.Lalu Adenium melangkah pergi, dan lagi dia mengangkat roknya kembali.
Saat di kantor beberapa guru mulai berbisik dan menggosip sesuatu yang tidak jelas, dan mengarah pencemaran nama baik (menurut saya). Bahkan ada beberapa guru yang menekankan pada saya untuk di Test saja anak ini, lalu saya bertanya pada guru perempuan tersebut kira-kira sudah berapa bulan menurut taksiran. Guru tersebut dengan pasti menjawab sekitar lebih dari 6 bulan.
Akhirnya karena saran dari beberapa guru perempuan saya mengambil tindakan. Karena saya takut jika tuduhan itu tidak terbukti akan terjadi fitnah. Segera saya menghubungi teman saya (ia seorang bidan desa) mengkonfirmasi jika sudah 6 bulan di tes kehamilan bisa apa tidak. Teman saya bilang sudah tidak bisa sebaiknya di bawa saja ke bidan terdekat. Bidan lagi...bidan lagi...alamak kepala saya pusing.
Saat istirahat pertama Adenium saya panggil ke ruang BK. Ekspresinya tenang seolah tiada masalah yang mendera.
"Assalamualaikum Pak" katanya
"Waalaikum salam, silahkan masuk" jawab saya sambil merapikan buku yang berserakan di meja komputer
"Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya saya
"Alhamdulillah baik Pak, sebenarnya ada apa memanggil saya, ada masalah Pak?"
"Tidak ada apa-apa, hanya mau konfirmasi saja. Soalnya saya mendapat informasi yang kurang menyenangkan tentang dirimu"
"Masalah apa yaa...Pak"
"Menurut informasi yang masuk, kamu saat ini sudah hamil...Benarkah?"
"Bapak tahu darimana e?" jawabnya mengangguk dan sambil tersenyum simpul
Alamak...mendengar jawaban itu serasa disamber gledek...baru kali ini seorang siswi di tanya guru BK dengan ringan, tanpa sanggahan dan menjawab dengan tersenyum pula...gilaaaaa. Jadi apa Indonesia kalau zina bukan suatu hal yang membuat malu dan tabu.
" Berapa bulan" tanya saya
" Lupa pak"
" Lupa?" tanya saya, lalu lanjut saya "Lha kamu terakhir menstruasi kapan"
" Juga lupa Pak" jawabnya polos.
" Sekarang jawab pertanyaan saya, Kamu melakukan terakhir kapan, dengan siapa, dimana?"
" Saya terakhir melakukan di Kota Rxxxxxx di hotel dengan pacar saya Pak, sekitar 3 minggu yang lalu"
Lalu saya mengambil absensi kelas yang sudah saya pegang sejak pagi. Saya buka dan saya cek.
" Berarti tanggal ini" tanya saya sambil memperlihatkan absensi kelas padanya.
" Iya pak" jawabnya
" Kenapa ini ada ijinnya,siapa yang membawa ijinnya?" tanya saya
" Pacar saya pak"
" Pacarmu masih sekolah apa kerja?"
" Kerja Pak"
" Bapak-bapak dong"
" Iya Pak, bapak kok tahu sih" jawabnya sambil tersenyum. Kesannya tanpa dosa,,polos,,,batin saya mau tak sambel pecel saja anak ini.,,,tapi sabar bu...
" Ckckckckkk,,,apa yang kamu rasakan saat ini apakah kamu tidak malu?"
" lha terus gimana pak,,sudah terlanjur ini"?
" Orang tuamu sudah tahu?"
" Belum, tapi jangan ngomong ibu saya yaa...pak" jawabnya pelan sambil tertunduk
" Baiklah, sekarang dirimu ikut saya dan wali kelasmu ke bidan, biar diketahui keadaan kesehatanmu dan bayimu"
Lalu kami bertiga pergi kebidan desa terdekat. Alangkah terkejutnya kami bahwa posisi bayi sudah saatnya dilahirkan karena sudah mendekati 9 bulan, lalu dibuatkanlah surat bukti kehamilan oleh bidan tersebut.
Setelah itu tugas saya belum berakhir, saya kemudian kunjungan rumah ke alamat rumah siswa, inilah pekerjaan paling berat saya sebenarnya. Karena dibutuhkan teknik komunikasi yang rumit, untuk memberitahu sesuatu yang mengagetkan.
Dengan perjuangan yang melelahkan karena rumahnya sangat jauh, pelosok dusun, jalan tanah liat, lumpur bekas tapak sapi, bahkan rekan guru yang ikut (mewakili wali kelas) mengatakan seperti ini " Benarkah ini di Indonesia?". Dan saya hanya tertawa, serta berkata dalam hati. Inilah makanan saya sehari-hari boss,emang enak jadi BK .
Akhirnya sampai juga di depan rumahnya. Deskripsi singkat sebagai berikut : Rumah bambu, lantai tanah, perabot sepasang kursi dan meja panjang, alat elektronik TV hitam putih 14', hiasan dinding sebuah kalender sekolah. kesimpulan kondisi ekonomi dibawah garis kemiskinan/fakir miskin.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam, e... ada tamu. silahkan duduk pak. Maaf kondisi rumah saya jelek. Dari mana nggih?
" Mohon maaf ibu kami dari sekolahnya mbak Adenium" dibelakang kami ada beberapa tetangga nimbrung mencari informasi dan tentunya sok akrab gitu...ciri khas orang desa.
"Adenium kenapa pak, ada masalah?"
"Begini bu,kami dari sekolah memang sengaja datang untuk memberitahu ibu, bahwa beberapa hari ini kami pantau putri ibu ada sedikit perubahan pada fisik maupun tingkah laku. Dan kami tadi pagi sudah klarifikasi ke putri ibu tentang perubahan ini dan dia membenarkan bahwa ada perubahan dalam dirinya. Dan mohon maaf ibu, ini hasil pemeriksaan kesehatan putri ibu" lalu saya menyerahkan surat kehamilan dari bidan.
Si Ibu tersebut menerima dan mulai membaca perlahan, Tiba-tiba...Glodak...ibu tersebut Pingsan...terjatuh dari kursi...wadudah maknyak...maknyak....mati aku.
Segera kami bergegas membopong ke kamar, serentak tetangga kanan kiri masuk kerumah dan sibuk sendiri, berkicau heboh seperti di twitter, dan tentu saja yang baru tahu langsung up-date status ke tetangga jauh...kabar tersiar ke seluruh kampung hanya dalam waktu kurang dari dua puluh menit. Dan beberapa orang yang mengaku perangkat disitu bertanya pada kami tentang permasalahan yag terjadi. Tetapi sesuai dengan kode etik BK bahwa semua data klien adalah rahasia maka saya tidak menjelaskan apapun padanya. Hanya garis besarnya saja bahwa sebaiknya siswa segera dijemput pulang karena di khawatirkan dia tidak akan pulang, dan setelah semua baik-baik saja diharapkan pihak keluarga segera datang kesekolah untuk menarik siswa dan mengurusi administrasi.
Setelah itu kami berdua pulang, dan masih menapaki jalan yang sama dengan penderitaan yang sama seperti saat kedatangan...inikah pengabdian?
Sesampainya disekolah, menurut beberapa guru Adenium sudah meninggalkan sekolah setengah jam yang lalu di jemput kakaknya. Tetapi tidak berselang lama ada pihak keluarga yang sah (saya tahu persis mereka adalah keluarga yang sebenarnya, saya sudah ketemu disana) menjemput adenium. Suasana heboh,,beberapa guru saling menyalahkan. Namun akhirnya pihak keluarga menyadari kesalahan kami dan bergegas pergi.
Akhirnya setelah satu minggu dengan bekerja sama beberapa teman siswa, dan penyelidikan serta komunikasi yang intensif,saya mampu menemukan kembali siswa, beserta alamat rumah tinggalnya. Lalu saya hubungi keluarga Adenium, selang satu hari ada sms masuk menyatakan bahwa adenium sudah kembali kerumah.
Ternyata yang mngejutkan adalah pacar dari siswi tersebut sudah mempunyai istri dan seorang anak, selang satu bulan bayinya lahir laki-laki dan sampai sekarang ia belum dinikahi...wallahu 'alam.
Terkadang saya merenung, Apakah mereka melakukan semua itu karena memang sudah mempunyai tabiat buruk sejak awal sehingga pada saat ada kesempatan "bebas" (karena aturan dunia luar berbeda dengan sekolah) sehingga dengan mudahnya melampiaskan segalanya, ataukah memang pengaruh lingkungan luar yang sangat hebat sehingga oknum siswa tersebut terpengaruh. Dan lagi bagaimana komunikasi remaja sekarang dengan orang tua mereka dirumah, bahkan orang tua siswa sendiri banyak yang tidak menyadari perilaku putrinya tersebut (bahkan ada yang pingsan segala...nah lho..). Entahlah yang jelas menurut pihak sekolah mereka gagal menjadi siswa yang berbudi pekerti baik.  Jika Pak menteri yang terhormat masih membolehkan siswa yang demikian ini bersekolah di sekolah formal, mau jadi apa Indonesia. Bukankah nilai moral dan budi pekerti termasuk di dalam penentuan sidang kelulusan? Jika akhlak tidak lagi menjadi panutan dan kebanggan,,sebaiknya tidak perlu lagi pendidikan. Bubarkan saja Indonesia.
Semoga  Kasus Kehamilan Pertama saya ini bermanfaat. Terimakasih atas perhatiannya.

No comments:

Post a Comment