9/13/18

Fitnah

Panas memanggang
Terselubung bumbu
Kaku terikat rasa
Pedas meluncur sempurna

Nyala membiru
Meraba tiap jiwa
Terdidih segumpal darah
Ditungku perapian

Ah...keparat

13/09/2018

Aku dan Ilalang

Gending mengalun lirih
Bertutur tentang perih
Hamparan ilalang di tepian kisah
Purnama membisu antara kau aku

Malam ini mari bercerita
Tentang canda dan luka-luka
Bersedeku lewati waktu
Di rimbun ilalang rindu berlalu

Dengus terhunus dari warangka
Nafas berpacu merajut pilu
Dingin menggigit jemari takdir
Gigil merayapi tulang belulang

Purnamamu makin meninggi
Terangi luapan hasrat birahi
Di kayuh yang tertempuh
Gemulai luruh bersama peluh

Wahai ilalang
Tulislah kisah ini
Diantara buku-buku akarmu
Agar menjalar disanubari

10/09/2018

Nyanyian Hati

Denting gitar irama sumbang
Nyaring diantara gerak jemari
Senar bergetar merangkai nada
Melodi cinta mengangkasa

Bersama lembut angin menyapu
Ritme berlari lewati malam
Bersahutan diantara warna suara
Kurangkai nada-nada rindu

Masih kupetik dawai asmara
Merupa rasa serupa nyata
Kucoba samakan ketukan jiwa
Agar selaras melodi hati

Wahai kekasih
Laguku tak seindah hayalmu
Suaraku tak semerdu bayanganmu
Namun tercipta dari cinta
Kubernyanyi dari hati

08/09/2018

Sendiri

Sendiri
Cumbui nestapa
Mengikat gelora cinta
Kupeluk lara dalam suka

Sendiri
Merajut mimpi
Berselimut harapan semu
Dalam diam daku menyukaimu

Sendiri
Kusulam harapan
Pada lembaran masa
Kujahit sepotong gaun asmara

07/09/2018

Oh...Junjungan

Buih menepi mengelus pantai
Gemulai merayapi pasir dangkal
Bergulung melumat kerang
Debur menghantam karang-karang rindu

Dalam bahari tak tertembus mentari
Dingin mendekap ombak laut biru
Arus emosi menari di palung rasa
Di terumbu karang ragu hati menari gemulai

Hamba terjerebab di curam asmara
Diantara batu terjal dinding jurang
Hendak kulabuhkan perahu cinta
Namun...
Terbenam lumpur tiada daya

Oh...junjungan
Pasang surut rasamu
Bolehkah kugambar seperti itu?

05/09/2018

Balada Ngengat

Akulah ngengat
Terpesona bias mata
Lumpuh tiada daya
Terjala di bening air mata

Akulah ngengat
Mati dikubangan pedih
Tenggelam seiring perih
Sayapku rapuh luruh...lumpuh

Akulah ngengat
Hewan malam hina
Mencoba meraba rasa
Terpanggang benderang terang

Ngengatku
Bukanlah kupu - kupu
Wahai cahaya lampu
Ijinkan kumati seiring luh mu

04/09/2018

Arloji Hati

Arloji hati berdetak gamang
Pelan menapaki lorong waktu
Diantara detik-detik pengharapan
Jejak kasmaran berbalut debu

Sekat padat besi kusam
Penghalang membentang menjulang
Berdiri kaku antara kamu dan aku
Mengalir nestapa di muara air mata

Jarum arlojiku masih berlari
Melewati lingkaran hari-hari
Terkungkung di kaca fatamorgana
Berkarat merana ditembok asa

29/08/2018

Lagu Sepi

Menyepi
Berkawan gelap
Menyendiri
Pekat

Jelaga
Redup pelita
Mengudara
Hampa

Melodi
Kidung cinta
Meraba
Buta

Daku
Dalam hening
Menyayangi
Sendiri

Ah ...
Entahlah ...

28/8/2018

Lukisan Hati

Gambar warna potret tua
Berbalut tinta nostalgia
Tersusun rapi dialbum cinta
Warna pudar tergerus masa

Rangkaian waktu telah tertuang
Melukis masa begitu terang
Menjalin kenangan tak terlupakan
Menyimpan penggalan-penggalan kehidupan


Ingatlah...wahai
Jika raga ini telah lelah
Mata tua digilas rabun
Uban - uban tak lagi terbendung
Tolong ceritakan gambarmu bersamaku


Biarlah mereka mengerti
Dikau pernah singgah di hidup ini
Kisah asmara mewarnai hari-hari
Juga janji sehidup semati


Sudilah kau simpan di ujung kalbu
Agar tak lekang termakan waktu
Andai almari hatimu tak berpintu
Ijinkan daku jadi pelita disitu


Gambar warna potret tua
Setua usia hamba
Pengobat rindu masa yang lama
Antara kau, aku dan cinta


Di penghujung usia senjaku
Tuhan beriku candu rindu
Biarpun daku terbujur kaku
Dikau tetaplah ratu bagiku


26 Agustus 2018

Beluk

Beluk bernyanyi di kala senja
Berdiri di pohon akasia muda
Menerawang menembus pekat gulita
Mencicit tikus di depan mata

Cakar mencengkeram di belukar malam
Tajam mata menembus kelam
Angin malam mengalir syahdu
Beluk tua tiada bernafsu

Hitam malam terus berlalu
Beluk tua malas berburu
Terhempas merana hatinya pilu
Merenung sendu menghitung waktu

Terngiang cuitan betina jelita
Hati bimbang gelisah raga
Apakah rasa asmara itu dosa
Mengapa mencinta kau anggap gila

Masih diranting akasia itu
Burung hantu mengatur laku
Beluk berkaca sembilu sendu
Bening rawa pantulkan risaumu

Beluk gelisah tiada tara
Melesat mengudara
Menerobos sinar purnama
Bercerita tentang rasa yang fana

Suaramu senandung ajal
Kepakannya dekapan kematian
Menukik mencengkeram
Terbang tinggi melayang pulang

24/8/2018

Kopi Asmara

Pahit
Melangit lidah
Bersama panas mengudara
Sesendok kopi beraroma dusta

Secangkir rasa warna hitam
Mendidih bergelas rapuh
Ampas pekat
Kuseduh

Mendidih
Tungku perapian
Kutuang bersama pasrah
Biar pahit kunikmati puan

23/8/2018

Meraih Angan

Kurebah melepas gelisah
Punggung menderit di bangku kayu
Lelah sudah raga berpetualang
Tinggal nafas dan tulang belulang

Asa menerawang di barisan genting
Kulukis derita di daun jendela
Tulang rusuk ini hampir patah
Pecah merekah bersama takdir


Biarlah kurangkai mimpi di bangku ini
Meraihmu kembali amatlah muskil
Berbantal tangan mengharap keajaiban
Engkau dan aku merajut masa depan


Angan menjalar mengais pilu
Bangku saksi bisu rinduku padamu
Walau ikatan berakar semu
Sudilah dikau kembali padaku


22/08/2018