6/25/13

Menstruasi


Banyak hal yang saya lakukan sebagai pembimbing Bimbingan Konseling, Melakukan bimbingan tatap muka secara kelompok di kelas maupun bimbingan secara pribadi, layanan mediasi, layanan informasi, dll. Namun banyak hal yang saya lakukan,di luar layanan-layanan dan kegiatan pendukung BK yang semestinya. Termasuk mengurusi siswa yang menstruasi....Nah Lho?


Mungkin jika saya adalah seorang wanita tentu hal tersebut adalah biasa. Tetapi entah mengapa siswi-siswi saya itu lebih cenderung melaporkan kejadian tersebut kepada saya jika ada temannya yang sedang mengalami gangguan menstruasi, bukan ke wali kelas atau guru-guru wanita yang lain.
Kedekatan saya dengan siswa membuat mereka tidak rikuh berkeluh kesah pada saya. Mulai mengurusi mencarikan obat bagi siswa yang perutnya sakit karena menstruasi pertama, membelikan pembalut jika di koperasi siswa persediaan habis (tentu dengan uang saya pribadi), mengijinkan dan mengkoordinasikan dengan bagian Tata Usaha untuk pinjam seragam olahraga karena menstruasinya terlalu banyak hingga tembus di rok, bahkan membawa ke rumah sakit karena dia pingsan dan terjatuh (hingga gigi depan pecah) atau mengantar siswa pulang kerumah karena sampai bel pulang kondisinya belum membaik (super hero banget yak...hyakkkk)

Banyak yang tidak menyukai tindakan saya ini, tetapi entahlah saya sendiri sulit untuk menolak setiap laporan yang datang. Bahkan pada suatu waktu. Tukang kebersihan sekolah saya mengeluh karena banyak siswa membuang bekas pembalut di tempat sampah kamar mandi tidak di bungkus koran, sehingga terkadang bau dan tampak menjijikkan. setelah mendapat keluhan tersebut saya langsung  membuat tulisan

 "BAGI SISWA YANG MEMBUANG PEMBALUT DI TEMPAT SAMPAH, HARAP UNTUK DIBUNGKUS DULU DENGAN KORAN. BIAR TAMPAK CANTIK"

Tetapi ternyata belum efektif, karena tukang kebersihan masih melaporkan keluhan yang sama pada saya (walaupun sebenarnya dia juga tergolong pemalas).

Akhirnya saya ambil tempat sampah itu, lalu saya bungkus tangan saya dengan plastik dan saya kumpulkan semua wali kelas yang semuanya wanita, saya tunjukkan pada mereka sebuah pembalut yang dibuang tanpa pembungkus koran, kotor, bau, masih basah pula. Reaksinya  luar biasa : beberapa mutah di tempat, beberapa  pusing, berapa tidak doyan makan sampai beberapa hari (katanya). Namun saya tidak perduli.

"Tolong...saya minta bantuannya. Jika anda saja merasa jijik melihat ini, bagaimana perasaan bagian kebersihan yang mengalaminya setiap hari." Kata saya.

Ternyata efeknya luar biasa. yang biasanya wali kelas hanya basa-basi dalam menyampaikan segala aturan sekolah. Namun saat itu mereka bersungguh-sungguh dan sepenuh hati menyampaikan tentang tata cara pembuangan pembalut. Indikasinya sampai saat ini tukang kebersihan tak pernah melaporka hal yang sama.

Demikianlah kisah tentang layanan sampingan diluar layanan pokok sebagai Bimbingan Konseling. semoga bermanfaat...










No comments:

Post a Comment