6/22/13

Prasangka buruk (negatif thinking)

Pada suatu kesempatan di kelas saya menceritakan sebuah kisah kepada peserta didik tentang negative thinking (berpikiran negatif). Dan kisahnya adalah sebagai berikut :



"Ada satu kisah" kata saya
"Disebuah kota pinggiran ada sebuah keluarga yang miskin, mempunyai jumlah anggota keluarga 4 orang. Sang ayah yang mempunyai jiwa jujur serta tidak mau memberi makan anaknya dengan uang haram, selalu menolak pemberian bantuan dari pemerintah, kalangan swasta maupun aparat dalam bentuk apapun.
Hingga pada suatu hari istrinya menceritakan keinginannya untuk merenovasi rumah, walaupun hanya mengganti cat dengan yang baru. Mendengar curhat si istri tersebut beliau benar-benar ingin menyenangkan hati istrinya.
Akhirnya timbul suatu ide yang super genius. Sang ayah hendak berkirim surat secara langsung pada Tuhan YME".
Akhirnya si ayah benar-benar menyurati Tuhan YME. Isinya sebagai berikut :

Kepada Tuhan YME
Di Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini saya sampaikan permintaan kepadaMU, Uang sebesar Rp 1.000.000 untuk membeli cat rumah dan sisanya untuk merenovasi dapur istriku tercinta. Demikian surat permohonan ini saya kirimkan untuk Engkau. Mohon untuk dikabulkan.
Atas terkabulnya doa hambamu ini, beribu terimakasih saya ucapkan


 Hormat saya


XXXX

Setelah ditulis surat itu lalu dimasukkan amplop putih, ditulis alamat jelas lalu dibawa ke Kantor Pos terdekat"
Saat petugas Pos memilah surat, maka bingunglah petugas itu. Seluruh kantor Pos gempar dan terkekeh melihat alamat yang dituju si pengirim, dan anehnya pengirim menulis alamat dengan jelas dan benar. Akhirnya sesuai kesepakatan surat tersebut di serahkan ke kantor polisi terdekat. Sesampainya di kantor polisi suasana serupa terjadi, mereka terbahak-bahak melihat isinya dan akhirnya membuka surat tersebut. Spontan seluruh kantor polisi terpingkal-pingkal setelah tahu isinya.Singkat cerita akhirnya komandan polisi memberi ide bahwa sebaiknya satu kantor urunan untuk membantu si ayah tersebut, dan terkumpullah Rp 800.000.

Kemudian segeralah Bapak Polisi kita ini mengantar uang ke rumah si ayah. Setelah beberapa lama sampai juga di tempat tujuan. Setelah saling memperkenalkan diri Pak Polisi memberikan amplop berisi uang, lalu berkata.
"Maaf Bapak, saya perwakilan dari kantor Polisi, menyerahkan titipan dari Tuhan YME" sambil meyerahkan amplop kepada si ayah.
"Terimakasih Tuhan, akhirnya Engkau kabulkan juga permintaanku" lalu bapak Polisi berpamitan pergi.

Setelah beberapa hari, datang lagi di kantor pos surat yang sama dengan alamat yang sama. Melihat hal ini langsung saja diserahkan surat ini ke kantor Polisi lagi. Setelah sampai di sana, dibukalah surat itu. Dan terperangah semua isi kantor setelah membaca surat itu. Isi surat sebagai berikut ;

Kepada Tuhan YME
Di Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini saya sampaikan ucapan terimakasih kepadaMU, karena Engkau telah mengabulkan permintaanku. Namun sayang wahai Tuhanku. Kenapa Engkau titipkan uang itu ke Kantor Polisi, sehingga uang itu tinggal Rp 800.000.



 Hormat saya


XXXX
Pertanyaan saya adalah :
"Apa yang anda rasakan setelah mendengar cerita tersebut. Banyak diantara kita melakukan hal seperti si ayah tersebut. Berprasangka sebelum tahu kebenaran,"
Jika anda pernah melihat tulisan di sebuah sekolah atau kantor "PEMULUNG DILARANG MASUK"  apa yang ada di benak anda?
jika jawaban anda adalah "O...O...mungkin mereka pernah kehilangan barang sehingga ditulislah larangan itu" atau " Rata-rata pemulung suka mengambil barang kok, jadi wajar jika ada aturan tersebut"
maka saya bisa memastikan bahwa anda termasuk manusia yang mengedepankan prasangka buruk (negatif thinking)
Kenapa anda tidak berpikiran seperti " Ah...mungkin barang bekas itu di jual sendiri oleh tukang kebun sekolah atau penjaga kantor, sehingga pemulung dilarang masuk"

Oleh sebab itu wahai manusia bukankah ALLAH SWT berfirman :
“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa.  (QS al-Hujurât [49]: 12)
wallahu a'lam...





No comments:

Post a Comment