11/16/12

Bimbingan Konseling Vs Hp

Bimbingan Konseling Vs Hp - Sudah menjadi aturan tertulis di sekolah kami, bahwa peserta didik tidak boleh membawa HP dengan alasan apapun (walaupun banyak yang menganggap aturan ini kuno, tetapi sekolah kami beranggapan aturan ini masih relevan untuk di terapkan). Hal ini di lakukan bukan tanpa alasan, karena Handphone dapat menggangu jalannya pembelajaran dan konsentrasi peserta didik dapat terpecah dalam menerima pembelajaran, serta HP bisa menyebabkan perilaku anti sosial dan individu, itulah pertimbangannya.
Namun demikian ada saja beberapa peserta didik yang sengaja melanggar aturan tersebut secara sembunyi - sembunyi. Kalau sudah demikian terjadilah episode klasik yang berjudul Bimbingan Konseling Vs Hp
Seperti hari itu, Seorang guru melaporkan ke Waka Kesiswaan bahwa ada beberapa anak saat pulang sekolah ketahuan mengeluarkan HP dari tasnya , guru tersebut dengan yakin seyakin yakinnya (he...he...he..lebay) menyatakan kebenaran kesaksiannya tanpa ada maksud untuk menjatuhkan anak didiknya tersebut.
Akhirnya laporan tersebut di tindak lanjuti dengan membentuk tim masing masing 2 petugas untuk tiap  kelas  dan selanjutnya di lakukan sidak pemeriksaan hp di kelas - kelas. Suasana siang itu sontak menjadi heboh ramai seperti pasar malam...(ya iyalah gitu aja mesti di omongin he...he...he...)
Saya sebagai Bimbingan Konseling sebenarnya tidak mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan itu, tugas saya hanya mencatat siapa saja yang melanggar dan memberi pengarahan & bimbingan kepada mereka yang ternyata menyimpang dari aturan sekolah. Namun karena ada beberapa rekan guru yang masih baru, biasanya saya di anjurkan untuk mendampingi beliau - beliau ini.
Seperti hari itu saya mendampingi seorang guru muda untuk memeriksa di kelas X.
"Eh..Pak Lis sama Bu XXX yang memeriksa santai aja dech..." Bisik beberapa peserta didik, saya mendengar dan hanya tersenyum, bukan karena jaim tetapi Petugas BK tidak boleh suka marah - marah...he...he...he...
 "Yang jelas saya tidak ikut memeriksa anda" kata saya, spontan mereka berteriak kegirangan.Bahkan ada yang berteriak " Hidup Pak Lis" atau " Pak Lis Ganteng dech " (...Hyakakakkk)
Semua peserta didik duduk dengan tenang, walaupun ada beberapa anak yang kelihatan gelisah, pucat dan galau. 
Saya menerangkan alasan kenapa sidak ini di lakukan serta menjelaskan beberapa prosedur tata cara pemeriksaan dan bagi yang sudah di periksa boleh meninggalkan ruangan.
Sebenarnya sebelum memasuki ruangan kelas Guru muda  tersebut sudah saya ajari cara memeriksa dan tempat tempat mana biasanya anak meyimpan hp. Ada beberapa tempat penyimpanan yang biasanya di lakukan peserta didik (berdasarkan pengalaman pribadi) yaitu :
1. Di tubuh mereka antara lain :
   - Diantara tengah payudara
   - Dibawah payudara dekat ketiak
   - Dibelakang punggung
   - Didekat pusar ( dijepit antara perut dan ikat pinggang)
   - Didalam sepatu
   - Dicelana dalam ( paling ekstrim)
2. Di dalam kelas
   - Ditempat peralatan kebersihan
   - Didalam tas
   - Dibelakang papan absensi kelas
   - Dibawah / dalam helm
3. Di luar kelas
   - Di tempat sampah, pot, pohon dengan di bungkus plastik (ini jarang terjadi karena moving class)
   - Di jok motor
   - Di Kamar mandi / WC
4. Dll
Akhirnya berdasarkan pengarahan dari saya, sidak kali ini dapat terkumpul 5 buah hp dari segala merk, yang di peroleh di tempat - tempat seperti :
          1 buah di jepit di payudara
          2 buah di tas sekolah
          1 buah di dalam sepatu 
          1 buah di dalam helm
Setelah semua di periksa peserta didik masuk dan duduk kembali, kemudian peserta didik yang melanggar di data dan di cek merek hpnya.
Namun ada yang aneh pada saat itu, ada satu hp merk XXX yang ternyata kosong, tidak ada kartu dan baterainya. Lalu saya tanya ini milik siapa, ternyata milik seorang siswa. Saya amati ekspresi wajahnya... sekali lagi ada yang aneh. Perilakunya mengatakan dia menyembunyikan sesuatu.
Akhirnya saya berdiri mendekatinya lalu bertanya,"Kamu tidak bohongkan pada saya ?" 
ia menggeleng berkata lirih " Tidak,Pak", mata saya mencari cari sesuatu dan suasana menjadi senyap...hening...mencekam...(sedikit mendramatisir boleh...dunk)
" Silahkan kamu berdiri " lalu ia berdiri.
"Bu XXX silahkan, ibu memeriksa kembali anak ini."
Lalu Guru muda itu berdiri dan memeriksa kembali dengan teliti. Dan akhirnya tangan guru tersebut menyentuh sesuatu saat memeriksa di belakang punggung anak tersebut...HP merek Tionghoa warna merah. Spontan anak - anak riuh bersorak seperti mendapat mainan baru.
 Saya tertawa puas (agak mengejek sebenarnya) lalu kata saya " Anda, Jangan bermain-main dengan kebohongan "
Saya jadi teringat trik perang Tsun Zu yang berbunyi :
"Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.) Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain."
Dan akhirnya episode Bimbingan Konseling Vs Hp kali ini statusnya masih terkendali karena ternyata hanya 9 buah Hp dari 300 peserta didik saja yang terkena razia, Hal ini disebabkan karena petugas sidak yang mudah tertipu atau memang mereka banyak yang tidak melanggar aturan. Entahlah sebaiknya, berbaik sangka sajalah karena hanya Tuhan yang tahu segalanya.SEKIAN.







No comments:

Post a Comment