Mencicit kepayahan saat mencoba berhenti
Kulitmu mengelupas karena panas
Dan kacamu penuh tambalan karena hujan batu kemarin
Walaupun begitu
Tak jemu kami menunggumu
Panas dan pengab penuh berjejalan
Menikmati kenyamanan sederhana yang kau punya
Wahai kereta apiku
Teruslah melaju menderu
Menerjang angin dan tangan-tangan jahil
Apapun dirimu aku mencintaimu…
No comments:
Post a Comment